Gejolak Politik, Ekonomi, dan Pendidikan Jadi Sorotan Fajar Ketua Umum FORMAT Wilayah Aceh Barat, Apakah Aceh Siap Merdeka?
ACEH BARAT — Ribuan massa dari berbagai elemen masyarakat bersama Aliansi Rakyat Aceh turun ke jalan menggeruduk Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Senin (1/9/2025). Aksi ini dipicu oleh fenomena tak senonoh yang dipertontonkan lembaga negara serta tindakan represif aparat beberapa waktu lalu yang mengguncang jagat nasional.
Fajar Hendra Irawan, salah satu tokoh yang vokal menyoroti kondisi ini, menilai letupan kemarahan masyarakat Aceh merupakan akumulasi panjang dari pengabaian hak-hak keadilan oleh pemerintah pusat.
" Aceh sudah terlalu sering dikecewakan. Sejarah panjang konflik, pelanggaran terhadap butir MoU Helsinki, hingga rencana pembangunan beberapa batalion TNI di Aceh hanya membuka kembali luka lama masyarakat," ujar Safrul.
Fajar menegaskan, sikap keras rakyat Aceh adalah refleksi dari kekecewaan yang tak terbendung.
" Bak pepatah, ada asap pasti ada api. Keinginan berpisah dari NKRI lahir bukan tanpa sebab, tapi karena rakyat merasa dikhianati," jelasnya.
Dari sisi ekonomi, Aceh memiliki potensi luar biasa. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah justru kerap berujung pada eksploitasi oleh pemerintah pusat. Sejarah mencatat, kondisi inilah yang melahirkan perlawanan besar melalui Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dipimpin Hasan Muhammad di Tiro.
Di sektor pendidikan, Safrul menilai Aceh telah menunjukkan perkembangan signifikan. Seruan Wakil Gubernur pada HARDIKDA Aceh 2025 selaras dengan capaian positif, mulai dari indeks Standar Pelayanan Minimal hingga peringkat kelulusan nasional.
" Ini menunjukkan Aceh mampu bersaing secara intelektual," katanya.
Sementara itu, stabilitas politik di Aceh relatif unik dengan hadirnya partai lokal yang mengakar pada kultur masyarakat. Hal ini, menurut Fajar, menjadi modal penting dalam menjaga demokrasi dan hukum berbasis kearifan lokal.
" Jika ekonomi, pendidikan, dan politik Aceh bisa terus dipacu, maka kualitas SDM akan menjadi kunci menuju kesejahteraan. Itu pula yang akan menjawab pertanyaan besar: Apakah Aceh sudah layak untuk merdeka?" pungkas Fajar.
Komentar
Posting Komentar